Friday, October 07, 2005

Orang yang Selalu Tertawa

Pada saat orang tertawa, wajah seseorang tengah berada di titik terindahnya. Jika tertawa sebentar saja sudah membuat wajah orang begitu bergairahnya, begitu indah, lalu bagaimana dengan orang ini yang pekerjaannya cuma tertawa melulu. Orang seperti ini benar-benar ada karena saya hampir setiap hari melihatnya.



Sepanjang saya tahu, tak pernah sekalipun ia lepas dari tawa, walau gaya tawanya berbeda-beda. Sekali waktu ia cuma tersenyum. Kali yang lain ia bisa tertawa begitu gelinya. Sesekali ia tertawa sambil menari. Gembira sekali. Pendek kata orang ini tertawa dan gembira hampir 24 jam non stop, ya, karena dia memang orang gila. Ia kumal, kotor dan gembel, sambil ke mana-mana membawa gunungan kain rombeng di punggunya.



Tapi bukan kegilaan itu yang penting bagi saya. Melainkan tawanya itu. Karena bahkan orang gila sekalipun, jika ia mau tertawa, wajahnya jadi berseri-seri. Ia memang kotor, tapi tawa itu benar-benar seperti menghidupkan wajahnya. Wajah itu selalu tampak berserik-seri di balik kekotorannya. Dan beban di punggungnya itu seperti bukan beban belaka. Ke mana-mana digendongnya terus sambil tersenyum dan tertawa.



Anehnya, orang-orang yang melihat orang gila ini, juga cenderung ikut- ikutan tertawa, termasuk saya. Menular betul perasaan bergembira itu walau sekalipun datang dari orang gila. Apalagi jika sambil tersenyum ia mulai memejamkan mata, dan menarilah dia. Tarian yang khidmat sekali. Jika ia telah beraksi seperti ini, saya malah perlu berhenti dan mengamatinya berlama-lama.



Orang ini pasti sedang membayangkan berada di sebuah panggung besar dengan sorot lampu terang benderang, dengan gemuruh puluhan ribu tepuk tangan dan dengan dia seabagai pusat perhatian. Matanya yang terpejam itu amat menunjukkan kekhusukan yang amat. Ia sedang trance! Dan kemabukan seperti ini tidak cuma dialami orang gila seperti dia tapi juga orang-orang waras yang akrap dengan dunia pangung dan pertunjukkan.



Waras atau gila, jika tengah berada dalam situasi mabuk pertunjukkan, ulahnya pasti setara dengan orang gila ini. Bahagia sekali ia sudah terpejam dan menari seperti itu. Selain saya, tampaknya tidak ada yang terlalu tertarik menonton pertunjukkan ini walau mungkin mereka menginginkkannya. Saya pun kadang-kadang menonton dengan rasa takut. Takut gantian sayalah yang menjadi bahan tontonan. Tapi bagi saya, orang gila yang sedang menari ini pastilah orang yang tengah mengalami keasyikan tingkat tinggi yang menyedot saya masuk di dalamnya. Itulah sebuah keadaan, yang untuk menujunya, banyak orang harus meminta pertolongan pil ekstasi.



Sedang orang gila ini tidak. Ia bisa memungutnya begitu saja dari udara. Gratis, kapan pun dia mau. Matanya terpejam dalam. Tangannya merentang pelan dan ia bisa berlama-lama cuma dengan satu jenis gerakannya itu. Jelek-jelek saya juga seniman, dan saya mengerti rasanya menjadi pusat perhatian dan dibanjiri tepuk tangan. Untuk itulah meskipun kepala harus menjadi sasaran pukulan, seorang petinju sulit untuk tidak naik ring lagi. Itulah kenapa para penampil yang berkali-kali menyatakan pensiun itu, harus kembali ke panggung pertunjukkan lagi.



Maka wajar jika pertunjukkan orang gila ini berhasil menyerap perhatian saya dan menahan saya utuk berlama-lama mengamatinya. Hahaha… barang sesama orang gila, harus saling menghormati, ledek saya kepada diri saya sendiri. Tapi tidak! Ini soal serius. Jika orang gila saja, dengan tawa dan kekhusukan tarinya, bisa menularkan kegembiraan seperti ini, kenapa banyak orang waras, jangankan menularkan kegembiraan pada sesama, bahkan mereka sendiri suka lupa untuk tertawa.



Modal kewarasan yang kita punya, malah sering menggiring kita ke jurusan yang keliru. Jurusan yang cuma memacu membengkaknya produksi asam lambung, radang usus dan bermacam-macam tekanan mental. Maka jangankan menebar kegembiraan kepada orang lain, menggembirakan diri sendiri pun, kita, yan mengaku waras ini, sering kekurangan waktu.



Prie GS


-----------------------
Sumber: www.suaramerdeka.com

0 Comments:

Post a Comment

<< Home