Kasih Sayang Allah SWT
Oleh : Adian Husaini
Dalam sejumlah tayangan reality show kita sering melihat fakir miskin yang menangis histeris dan bersujud syukur saat menerima pemberian uang yang tidak terduga. Mereka bersyukur kepada Allah SWT, karena merasa telah menerima anugerah dan limpahan kasih sayang Allah yang luar biasa dalam bentuk materi.
Saat suatu nikmat yang kasat mata --rezeki, pangkat, jabatan-- datang, kita bergembira dan mungkin bersujud syukur. Itu, tentu saja sangat terpuji. Tapi, kita tak selayaknya lupa, bahwa di samping uang, jabatan, pangkat, dan berbagai anugerah fisik, setiap detik dan setiap saat kita menerima limpahan kasih sayang Allah dalam berbagai bentuk.
Kehidupan, kesehatan, bahkan keimanan adalah wujud limpahan kasih sayang Allah SWT. Oksigen yang kita hirup, sinar matahari yang menjadi sumber energi makhluk hidup, air yang terus terpancar dari bumi, dan sebagainya, merupakan wujud kasih sayang Allah SWT kepada kita. Seorang pasien penyakit gagal ginjal baru menyadari betapa mahalnya kesehatan organ ginjal. Jutaan rupiah dia kucurkan hanya untuk mencuci darah tiap lima hari.
Orang buta yang beriman, akan sadar bahwa kebutaan yang diberikan Allah adalah wujud kasih sayang-Nya. Sebab, jika dia tidak buta, mungkin dia tidak mampu menjaga nikmat mata, sehingga akan menjadi beban dan bencana ketika pengadilan berlangsung di Hari Akhirat. Maka, sikap orang beriman yang sadar akan kasih sayang Allah, adalah senantiasa ridha dan syukur kepada-Nya. Tidak pernah berkeluh kesah dan meratapi pemberian Allah SWT. Sungguh menawan gambaran yang diberikan oleh Rasulullah SAW tentang orang mukmin. Beliau bersabda, ''Sungguh menakjubkan perkara (kondisi) orang mukmin. Seluruh perkaranya adalah baik. Jika mendapat kesenangan, dia bersykur; dan itu baik baginya. Dan jika tertimpa musibah, dia bersabar; dan itu baik baginya.'' (HR Bukhari).
Iman dan kesadaran akan kehadiran kasih sayang Allah SWT akan membawa manusia pada pemahaman yang tinggi tentang hakikat kehidupan. Tidak ada kondisi yang menyusahkannya. Susah dan senang begitu tipis batasnya. Tidak ada di dunia ini orang yang senang terus. Dan tidak ada yang susah terus. Kaum superkaya yang dilihat tampak beruntung pun tidak mungkin akan tertawa terus dalam kegelimangan kemewahannya. Banyak aktor dan aktris yang bergelimang harta, pujian, dan kesempurnaan fisik, justru hidup dalam kehampaan dan berujung dengan kematian yang tragis. Kasih sayang Allah SWT yang dianugerahkan kepada mereka justru digunakan untuk mengumbar nafsu dan menantang ketentuan-ketentuan Allah SWT.
Ketika manusia melupakan hakikat kasih sayang Allah SWT kepada diri-Nya, maka dia tidak akan pernah mengenyam kebahagiaan hidup: di dunia dan akhirat. Kesadaran akan kahadiran kasih sayang Allah SWT sangat ditekankan, sehingga Alquran dibuka dengan kalimah basmalah. Setiap melakukan perbuatan baik seyogianya juga dimulai dengan basmalah. Jika kalimat ini dipahami, dihayati, dan diresapi maknanya, maka manusia akan mampu merasakan kehidupan yang bahagia, tenteram, dan damai, dalam kondisi apa pun.
----------------
Sumber : www.republika.co.id
0 Comments:
Post a Comment
<< Home