Hasil Doa Tidak Selalu Seperti Keinginan Kita
Oleh KH. Abdullah Gymnastiar
"Jangan sampai permohonanmu kepada Allah hanya sebagai alat untuk mendapatkan pemberianNya, karena perbuatan seperti itu berarti engkau tidak memahami kedudukanmu terhadapNya. Bermohonlah dengan melahirkan dirimu sebagai hamba, karena kewajibanmu terhadap Tuhanmu." (Syekh Ahmad Ataillah, Kitab Al Hikam)
Kini, kita melihat sepertinya Amerika telah merasa menang dalam invasinya ke Irak. Padahal rasa-rasanya ummat Islam sudah banyak berdoa agar Irak menang. Siang dan malam kita pun turut prihatin dengan keadaan di Irak. Namun, kalau kita melihat TV sepertinya doa kita tidak dijawab Allah SWT.
Ada sebuah pertanyaan, kenapa Allah tidak mengabulkan doa? Sudah begitu jelekkah ummat Islam sehingga doanya tidak dikabulkan? Sebetulnya berbeda urusannya antara kita berdoa dengan dikabulkannya doa tersebut. Karena kita diperintah berdoa oleh Allah, sedangkan mengabulkan itu adalah kehendak Allah. Sesuai dengan kebijakan, kearifan dan janjiNya.
Bukankah kita tidak berdoa saja ternyata lebih banyak diberi? Bukankah kita tidak berdoa untuk meminta nafas, tapi buktinya kita selalu bernafas. Kita tidak berdoa untuk minta makan, namun, bukankah sampai saat ini kita makan terus?
Banyak yang tidak kita minta, namun telah diberikan oleh Allah SWT. Bahkan yang tidak berdoa juga sama-sama diberi oleh Allah rejeki. Yang meminta jodoh ada yang belum mendapatkan jodohnya. Namun, yang tidak minta malah ada yang lebih dari satu. Yang tidak minta anak ada yang dikarunia banyak anak, namun ada yang telah meminta ternyata belum diberi oleh Allah.
Jadi hasil doa itu tidak selalu terwujud seperti apa yang kita inginkan. Kita berdoa itu, pertama, sebagai ibadah. Bagi kita, berdoa akan dikabul atau tidak, Insya Allah tetap jadi amal soleh. Karena apa yang kita minta belum tentu yang terbaik dan belum tentu manfaat. Maka, kita dikaruniakan bisa berdoa saja itu sudah rejeki.
Doa itu merupakan zikir. Doa itu ibadah. Berdoa itu tidak mudah, karena tidak semua orang bisa berdoa. Maka, kalau gara-gara invasi Amerika ke Irak lalu bertambah doa kita, tentu saja itu rejeki dari Allah sebagai kemenangan tersendiri.
Lalu yang kedua, bentuk ijabahnya doa itu tidak harus sesuai keinginan kita. Siapa tahu dengan invasi Amerika ini, kita sekarang semakin tahu siasat Amerika yang sebelumnya menyatakan sebagai pahlawan demokrasi dan ditiru di negeri kita. Ternyata demokrasi itu hanya tipuan. Amerika yang selalu memproklamirkan diri sebagai pembela hak azasi manusia, ternyata mereka juga pembunuh. Sekarang Allah telah membukakan keadaan Amerika yang sebenarnya, yakni Amerika sebagai pelangggar hak Azasi manusia.
Dulu kita begitu bangga terhadap Amerika, namun sekarang Alhamdulillah telah disingkapkan oleh Allah. Ini juga pertolongan Allah. Selama ini mungkin kita terhijab, namun sekarang kita jadi semakin tahu. Dulu kita merujuk ke Amerika, dan sekarang hati kita mulai dibukakan oleh Allah.
Pertolongan itu tidak harus dalam bentuk kemenangan peperangan. Memenangkan peperangan itu bukan berarti memenangkan kehidupan. Kehidupan ini hanya dimenangkan oleh orang yang kuat iman. Karena kalau kita beriman kepada Allah, saat diberi nikmat lalu kita bersyukur, Insya Allah jadi kebaikan. Diberikan musibah lalu kita bersabar, Insya Allah merupakan kebaikan pula.
Tidak ada kerugian bagi orang beriman. Jika terluka, Insya Allah menggugurkan dosa. Jika terbunuh Insya Allah jadi syuhada. Jadi, jangan ukur kesuksesan dengan atribut duniawi. Memenangkan peperangan, naik pangkat, berhasil dapat untung besar, semuanya tidak identik dengan ijabahnya doa. Bahkan bisa jadi merupakan fitnah. Maka, yang harus kita lakukan kini adalah terus-menerus berdoa. Karena doa adalah zikir kepada Allah. Terserah Allah akan dikabulkan seperti apa, karena memang segalanya milik Dia. Yang penting kita terus istiqomah untuk memperbaiki diri. Terus istiqomah untuk berbuat yang lebih baik.
Kemenangan itu adalah bagi orang yang bertaqwa. Inna Akramakum indallaahi Atqaakum. Orang yang paling mulia di sisi Allah adalah orang yang taat kepada Allah SWT. (aep/mikha)
(am)
--------------
Sumber : Waspada.co.id
0 Comments:
Post a Comment
<< Home