Tanda-tanda Keikhlasan
Oleh KH. Abdullah Gymnastiar
Seperti apakah tanda-tanda seorang hamba ahli ikhlas itu? Simaklah uraian berikut ini.
Pertama, tanda-tanda keikhlasan seorang hamba itu ialah ia tidak mencari popularitas dan tidak menonjolkan diri. Bagi seorang hamba ahli ikhlas; sikap, tutur kata, raut muka, dan gerak-geriknya bukanlah ditujukan untuk mencari popularitas dan menonjolkan diri. Karena ia sadar sehebat apapun ketenaran di sisi manusia tidak akan berarti dihadapan Allah Azza wa Jalla andaikata tidak memiliki keikhlasan. Allah SWT sama sekali tidak membutuhkan ketenaran seseorang.
Kedua, seorang hamba ahli ikhlas tidak rindu akan pujian maupun penghargaan. Sebab ketahuilah, pujian hanyalah sangkaan orang kepada kita, padahal kita tahu sendiri keadaan diri kita yang sebenarnya. Kita sering terkecoh dengan ikut meyakini apa yang disangkakan orang sambil meninggalkan keyakinan kita terhadap diri sendiri.
Ketiga, seorang hamba yang ikhlas tidak bangga dan ujub karena jabatannya dan sebaliknya tidak minder karena jabatannya. Karena yang terpenting baginya adalah melakukan yang terbaik, yang disukai dan diridhai Allah SWT dalam posisi apapun, serta yakin bahwa Allah-lah yang akan mengatur karirnya karena Dia-lah yang paling tahu bakat, kemampuan dan posisi terbaik bagi dirinya, tentu saja tidak akan meleset apapun yang ditetapkan Allah SWT.
Keempat, seorang hamba ahli ikhlas sangat yakin kepada janji dan jaminan Allah, baginya mustahil Dia memungkiri janji-janji-Nya, serta tidak akan pernah meleset sedikitpun sehingga tidak memusingkan imbalan dari makhluk, karena pertama, sadar bahwa makhluk tidak dapat memberikan apapun tanpa Allah yang menggerakannya, makhluk hanya sekedar jalan sampainya apa yang diberikan Allah SWT dan yang kedua karena sadar bahwa rezeki yang sesungguhnya adalah ketika dia ditakdirkan bisa berbuat amal kebajikan, karena tanpa pertolongan Allah tidak mungkin kita punya kesempatan dan kemampuan berbuat sesuatu. Jelasnya, bagi seorang hamba ahli ikhlas rezekinya adalah ketika ia berbuat sesuatu bukan ketika mendapatkan sesuatu. Mengenai balasannya cukup dari Allah saja, yang pasti akan datang, tidak akan meleset, apalagi salah perhitungan.
Kelima, seorang hamba Allah yang ikhlas yakin benar bahwa apa yang diniatkan dengan baik, lalu terjadi atau tidak yang dia niatkan itu, semuanya pasti telah dilihat dan dinilai oleh Allah SWT. Misal, suatu ketika kita menjenguk seorang teman yang sakit di rumah sakit luar kota. Namun ketika sampai ditempat tujuan ternyata yang bersangkutan telah sembuh dan pulang kembali. Tentu saja kita tidak harus kecewa karena niat dan perjalanan, termasuk semua ongkos dan keletihannya sudah mutlak tercatat dan tidak akan disia-siakan oleh Allah. Begitulah dalam hal apapun yang kita lakukan, apabila kita telah berupaya menyempurnakan niat dan menyempurnakan ikhtiar, tidak harus kecewa biar hasilnya tidak cocok atau persis dengan yang kita inginkan, karena kita tidak rugi sedikitpun andai ikhlas dalam melakukannya.
Keenam, bagi seorang hamba ahli ikhlas ia tidak peduli amal itu kecil dan remeh dalam pandangan manusia atau tidak, ada yang menyaksikan atau tidak. Sebagai contoh dia akan tergugah dan bersungguh-sungguh berupaya menyelamatkan seekor semut atau lalat yang masuk ke dalam botol tinta, atau memungut paku yang ada di jalan, atau merapikan sapu dan menyapu ruangan, mematikan kran di masjid yang terbuka mubazir atau bahkan menggosok tempat wudhunya, dan lain sebagainya.
Ketahuilah, bahwa dihadapan Allah tidak ada satupun amal yang remeh andaikata dilakukan dengan tulus sepenuh hati karena-Nya semata. Allah tidak akan pernah terkecoh oleh penampilan luar suatu amal, Allah SWT sangat peka dan Maha Mengetahui dan Maha Menilai kualitas keikhlasan seorang hamba-Nya. Jadi, seorang hamba yang ikhlas akan dengan senang hati melakukan apa yang tidak mau dilakukan orang lain karena dianggap remeh.***
================
Pada minggu sebelumnya, telah kita bahas sekian dari tanda-tanda keikhlasan seorang hamba. Materi berikut ini tidak lain merupakan lanjutannya untuk menggenapi tanda-tanda keikhlasan berikutnya.
Tujuh, seorang hamba yang ikhlas, senang dengan kemajuan organisasi atau kelompok lain yang sama-sama berjuang di jalan Allah. Senang dengan bergabungnya kelompok lain untuk bekerjasama sehingga tidak perlu yang menonjol kelompoknya sendiri, atau bahkan akan senang memajukan kelompok lain agar lebih maju, lebih kuat, dan lebih berperan. Intinya ia tidak fanatic pada satu kelompok tertentu karena sadar yang ditujunya sama-sama Allah Azza wa Jalla.
Delapan, seorang Muslim yang ikhlas bukan berarti tidak pernah tersinggung atau sakit hati. Sama saja seperti orang lainnya, hanya saja ketika akan bertindak selalu berpikir keras untuk menemukan alasan yang tepat dan tindakannya baik marah maupun memaafkan hanyalah karena Allah semata. Ridha dan marahnya bukan karena perasaan pribadi.
Sembilan, keikhlasan adalah buah keyakinan yang mendalam dari seorang hamba Allah sehingga perbuatan apapun yang disukai oleh Allah dapat mendekatkannya kepada-Nya menjadi satu-satunya program kesehariannya. Dia akan sangat sibuk dengan amal besar mapun amal kecil, dan dengan ringan, lahap, serta nikmat dia lakukan sekalipun membutuhkan pengorbanan harta, tenaga biaya yang besar bahkan nyawa sekalipun. Baginya semua pengorbanan itu bukan beban yang merugikan melainkan investasi yang seharusnya dilakukan. Begitupun daya tahan serta istiqamah dalam amal-amalnya sangat terjaga, bermutu, dan stabil. Bahkan jika memungkinkan ia selalu berusaha menyembunyikan setiap amalnya.
Sepuluh, seorang hamba ahli ikhlas tidak pernah keberatan dengan bergabungnya orang lain yang lebih pandai, lebih saleh, lebih bermutu darinya sebagai anggota, atasan, atau mitra kerjanya, sepanjang sama-sama berjuang membela kebenaran. Walaupun mungkin dirinya secara popularitas dan pengaruh akan tersaingi (karena memang orang yang ikhlas beramal bukan untuk mencari popularitas, pengaruh, atau penghargaan). Walaupun kemampun pendatang baru tersebut lebih pandai, lebih bermutu, dari segi usia lebih muda, lebih energik dari dirinya. Dia akan menikmati kehadiran tersebut sebagai bagian dari nikmat dan pertolongan Allah pada dirinya. Tak ada rasa iri ataupun dengki, kalaupun ada maka ia akan berjuang sekuat tenaga untuk menghapuskannya dan bertobat kepada Allah denga rasa malu. Subhanallah, kita memang harus merasa malu karena sifat dengki pada saudara sendiri adalah sifat yang sangat hina dan memalukan.
Sebelas, seorang hamba ahli ikhlas tidak akan membeda-bedakan teman bergaulnya. Tidak pilih kasih dalam bergaul. Dalam hidup kesehariannya ia bergaul dengan siapa saja dan golongan mana saja; orang kaya, orang miskin, orang muda, orang tua, atau golongan masyarakat lainnya. Ia sadar bahwa strata sosial itu memang ada dan nyata, tapi hal itu tidak membelenggunya menjadi sempit hati dan kurang menghargai suatu golongan. Dengan yang muda ia tawadhu, dengan yang tua ia hormat, orang miskin dihargai orang kaya juga dihormati. Subhanallah, bergaul dengan orang kaya sama sekali bukan karena dianggap ada keuntungan secara duniawi, tapi ia ikhlas semata-mata karena hal itu dianggap membawa kebaikan bersama.
Begitulah kurang lebih tanda-tanda keikhlasan dari seorang hamba. Mudah-mudahan, tanda-tanda ini melekat dalam diri kita. Dan kalaupun belum ada kita justru makin terpacu untuk menjadi golongan hamba ahli ikhlas ini. Amin ya Rabbal Aalamiin. Wallahu a'lam bishshawaab.***
(am)
---------------
Sumber : Waspada.co.id
0 Comments:
Post a Comment
<< Home