Kita Harus Peka
Oleh KH. Abdullah Gymnastiar
Semoga Allah SWT Yang Maha Gagah, Yang Maha Perkasa, membimbing kita semua untuk bisa peka. Karena ternyata orang-orang yang peka itu reaksinya lebih cepat, orang-orang yang tidak peka kepeduliannya sedikit sekali. Maka kalau kita pekanya yang positif ini bagus, kalau kita melihat sampah misalnya, bisa jadi kita pungut saja, ini merupakan amal bagi saya, pungut saja! Begitu juga ketika kita melihat sahabat kita yang mempunyai kekurangan penglihatan, dan ia akan menyeberang jalan, butuh bimbingan kita maka kita juga harus peka pula. Ketika kita sedang di bus kota, ada seorang kakek atau nenek yang ingin duduk, maka alangkah baiknya jika kita mempersilahkannya.
Oleh karena itu peka seperti ini akan kembali kepada diri kita sendiri pula. Jadi apabila kita peka untuk menolong orang lain yang membutuhkan, Insya Allah, kita akan mendapat pahala dari Allah SWT. Allah tidak akan menyia-nyiakan amal kita. Oleh karena itu, kita harus peka terhadap apa saja. Satu, peka terhadap dosa yang kita lakukan, kalau orang peka terhadap dosa kecil terasa. Padahal Nabi kita sudah menganjurkan jangan meremehkan kebaikan, walaupun hanya sebutir korma. Kalau kita peka terhadap dosa kita bagus. Misalkan kita tidak menjawab salam maka kita telah berbuat dosa. Terus peka kepada hal-hal kecil, sampai di rumah jangan sampai di rumah ada barang-barang milik orang lain. Misalkan peniti teman kebawa, itu bukan milik kita.
Masuk ke kamar mandi teman, ada sampo punya teman yang bagus dan langsung dipakai selain itu tidak bilang maka tidak halal. Kita harus peka barang ini milik orang lain telah melekat di tubuh, berapa hari di rambut kita ada barang yang tidak halal. Peka terhadap yang tidak halal. Masuk ke hotel ada gelas bagus dimasukan ke dalam tas sendiri misalnya, maaf itu tidak boleh, karena untuk apa kita mengambilnya?
Saudaraku sekalian kalau kita lebih hati-hati maka kita akan lebih tenang, lebih bersih, lebih aman. Karena setiap barang yang tidak halal itu mesti menjadi bencana bagi kita. Dan celakanya tidak sebanding antara senang dengan malapetakanya. Contohnya, pinjam buku atau VCD, buku di baca atau tidak tetap harus di kembalikan. Sama jikalau kita meminjam VCD di tonton ataupun tidak, tetap kita harus kembalikan. Jangan disimpan dan dikumpulkan, karena justru dengan mengumpulkan barang-barang yang bukan hak kita tersebut menjadi tidak halal. Begitu juga kita harus lihat rumah kita? Apakah rumah kita tidak punya barang bagus tidak apa-apa, yang penting halal semuanya, daripada banyak barang bagus haram, mau tidak punya rumah haram? Yang besar biasanya berasal dari yang kecil-kecil dan jangan anggap remeh itu akan mengundang malapetaka bagi rumah kita mesti akan ada balasannya. Seperti membawa racun ke rumah itu pasti ada yang keracunan, membawa virus, penyakit, membawa barang haram itu penyakit, barang haram itu seperti bom waktu, ia akan meledak dan merusak. Sudah pokoknya yang halal saja? Saudaraku sekalian , jangan remehkan sekecil apapun perbuatan jelek yang kecil karena yang kecil biasa kita lakukan lambat laun akan membesar. Alangkah lebih baiknya kita budayakan hidup bersih dari harta haram, dari barang haram, rumah kita biasakan bersih dari yang berlebihan, coba dilihat yang sudah tidak dipakai pakaian daripada disimpan di kamar kita, lalau digigit tikus kemudian bolong lebih baik berikanlah kepada orang lain.Wallahu'alam.
(am)
------------
Sumber : Waspada.co.id
0 Comments:
Post a Comment
<< Home