Tuesday, January 18, 2005

Kita Rindu Pemimpin Yang Cerdas

Oleh KH. Abdullah Gymnastiar

Alhamdulillaahirabbil 'aalamiin, Allahuma shalli 'ala Muhammad wa'ala aalihi washahbihii ajmai'iin. Saudaraku yang baik, seorang pemimpin sekuat tenaga berupaya mencontoh kepemimpinan Rasulullah SAW dimana seorang pemimpin yang shaleh dan jujur memang sangat dibutuhkan saat ini. Alangkah lebih baik, apabila calon pemimpin, terutama Capres dan Cawapres kita memiliki kecerdasan, dimana pribadi Rasulullah SAW adalah selalu berfikiran, cerdas, bisa berfikir dengan jernih, cepat, efektif, efisien, jitu, dan kreatif ketika beliau mengahadapi suatu masalah dan tentunya dengan pertolongan dan kehendak Allah-lah beliau dianugerahi kecerdasan yang luar biasa.

Saudaraku, seorang pemimpin bangsa kita harus memiliki empat hal. Pertama, pemimpin yang cerdas dia harus bisa berfikir jauh ke depan. Islam mengajarkan kita untuk berfikir tentang saat kematian, disuruh memperhitungkan tentang keadaan alam kubur, juga dilatih berfikir tentang yaumal hisab, suatu masa yang belum terjadi. Artinya seorang pemimpin yang cerdas dapat dilihat dari apakah ia memiliki visi atau tidak, juga sejauh mana visi yang dicita-citakannya itu.

Saudaraku, seorang pemimpin sejati dia tidak hanya berfikir untuk hari ini saja, tapi harus mampu membuat perencanaan, misalnya sampai 5-10 tahun ke depan, juga strategi jangka panjang dan jangka pendek.

Misalkan dia memimpin rumah tangga, dia akan berfikir hendak dijadikan apa rumah tangganya. Apakah hanya akan berkaya-kaya di dunia, tapi direbus di akhirat? Atau melimpah ruah di dunia dan di akhirat menjadi ahli surga? Tidak sedikit orang yang cita-citanya hanya sampai dunia saja. Berlatihlah memikirkan visi yang jauh ke depan, karena berfikir jauh itu menentukan apa yang bisa kita lakukan.

Saudaraku, ciri kedua, seorang pemimpin yang cerdas ia harus mampu membuat strategi, ahli dalam perencanaan dan bijak dalam mengambil keputusan. Jangankan memimpin sesuatu yang besar, untuk mengatur hal yang sederhana saja memerlukan kemampuan berfikir. Membuat sesuatu yang sederhana saja jika tidak memakai strategi tentu akan gagal, apalagi untuk memimpin sesuatu yang besar.

Jika seseorang tidak mampu menentukan mana yang harus didahulukan dan tidak mampu merencanakan, itu ciri orang yang lemah kepemimpinannya.

Saudaraku, ciri ketiga, seorang pemimpin yang cerdas harus terampil membaca keadaan, menggali dan mensinergikan potensi yang ada. Pemimpin yang tidak pernah membaca potensi dan mensinergikannya, dia tidak akan sukses karena tidak ada sukses tunggal, tidak pernah bisa sukses hanya dengan sendirian.

Sebagai contoh, Nabi SAW mengetahui potensi sahabat-sahabatnya, sehingga potensi mereka semua dapat bersinergi. Misalnya, Rasulullah SAW mengerti potensi Bilal, walaupun ia hanya seorang budak yang hitam legam, tetapi ia sangat taat dan mempunyai suara yang bagus, sehingga adzannya menyentuh qolbu.

Oleh karena itu, bacalah potensi orang-orang di sekitar kita. Di rumah potensi istri dan anak apa, potensi pembantu apa, potensi tetangga bagaimana? Di sekolah potensi teman-teman juga dibaca.

Saudaraku ciri keempat, seorang pemimpin yang cerdas adalah pemimpin yang bisa memotivasi. Setelah potensi dibaca dan digali, lalu mereka didorong agar bisa berbuat sesuatu.

Seorang pemimpin tidak cukup hanya pandai merencanakan dan bercita-cita, tetapi harus mampu memotivasi agar masyarakat bisa bergerak, anak bisa belajar, istri bisa menghemat, tetangga bisa saling menghargai, suasana di kantor bisa menjadi produktif, bahkan bangsa bisa berubah menjadi lebih baik akhlaknya.

Sekarang di Indonesia ini orang yang cerdas banyak, setiap kampus melahirkan sarjana setiap tahun, tetapi mengapa negara kita dilanda krisis dan menjadi bangkrut? Cerdas yang baik adalah cerdas yang dibimbing oleh Allah SWT, karena kecerdasan yang tidak tertuntun akan berpeluang merusak.

Saudaraku, kebatilan yang dilakukan oleh orang yang cerdas lebih berbahaya dibandingkan oleh orang yang bodoh. Jika orang bodoh mencuri ayam, terkadang bukan ayamnya yang tertangkap, justru dirinya yang tertangkap. Tetapi jika orang cerdas mencuri bisa sampai miliaran atau triliunan rupiah, bahkan bisa membuat negara menjadi bangkrut.

Semoga Allah Yang Menciptakan akal pikiran, mengaruniakan kepada kita kecerdasan yang dibimbing dan dituntun oleh-Nya, kecerdasan yang bermanfaat untuk melakukan sesuatu di jalan yang disukai-Nya. Wallahu'alam.
(am)
----------------
Sumber : Waspada.co.id

0 Comments:

Post a Comment

<< Home