Konflik
Oleh KH. Abdullah Gymnastiar
Saudaraku yang budiman, konflik senantiasa akan dijumpai dalam kehidupan keseharian kita. Oleh karena itu, marilah kita tafakuri jikalau ada konflik yang terjadi disekeliling kita, dalam keluarga ataupun di negeri kita yang tercinta ini. Suatu konflik bisa jadi dapat terselesaikan dengan baik, jika kita upayakan sekuat tenaga agar jangan sampai membesar konflik itu. Adapun solusinya dapat ditempuh dengan cara, pertama kita harus menyadari bahwa konflik itu merupakan suatu bagian sunatullah yang akan selalu ada terus, kita tidak boleh bersemangat untuk membela diri sampai akhirnya menjadi amunisi untuk membakar lebih besar. Jadi andaikata nanti ada konflik mudah-mudahan kita segera bersemangat untuk mencegah agar tidak merebak, tidak boleh melebar, dan tidak boleh menghancurkan.
Dalam kehidupan sehari-hari memungkinkan terjadinya konflik dengan tetangga ataupun dalam keluarga. Dengan tetangga sudah sunatullah terjadi perbedaan, begitupun di rumah tangga antara suami dan istri. Tindakan-tindakan konflik yang kemudian disertai dengan tindakan emosional dari kedua belah pihak itu, cenderung seperti bensin yang disiramkan ke api, kita harus melatih diri sekuat tenaga kalau ada konflik itu. Segera teredam secepatnya, karena jika sudah merebak membakar akan seperti api, semakin luas dan semakin sulit memadamkannya.
Oleh karena itu, agar konflik yang ada tidak melebar, caranya adalah dengan cara memahami dari sudut orang lain. Kalau kita memahami dari sudut pandang kita sendiri biasanya akan cenderung membakar emosi kita. Memang memahami ini belum tentu membenarkan, tapi dengan memahami orang lain itu akan membuat kita lebih tekendali. Percayalah kita butuh keterampilan untuk lintas berpikir tidak hanya dari sisi kita, ini bukan masalah menilai apa dan siapa? Tapi hikmah bagi kita agar belajar untuk menilai diri tidak hanya dari sisi kita.
Saudaraku, kedua jika kita telah memahami orang lain, kemudian kita akan membuat pernyataan, usahakan pernyataan apapun yang kita lakukan tidak bersifat menyerang, karena prinsip dasar manusia siapapun selalu ingin dihargai, siapapun dan serendah apapun status sosialnya dalam pandangan manusia tetap saja ingin eksis. Jadi setiap perkataan, sikap statement kita yang akan membuat orang merasa tidak dihargai, orang tersebut akan bangkit membela diri bahkan tidak jarang akan bangkit dan kembali menyerang. Oleh karena itu, marilah kita berusaha sekuat tenaga, agar kita dapat memahami, untuk kemudian kita dapat selesaikan masalah tanpa merasa ada yang dipojokkan, merasa direndahkan, dan merasa dipersalahkan, ini yang penting.
Saudaraku, kita sudah tahu banyak sekali masalah di dalam negeri ini, begitupun dengan konflik begitu banyak sekali, sehingga kita harus berjuang sekuat tenaga supaya dalam menyelesaikan masalah tidak menimbulkan masalah baru. Adapun rahasianya kita memang harus sekuat tenaga untuk mengendalikan diri kita agar tindakan dan pernyataan kita tidak sampai melukai hati orang lain. Pada prinsipnya inilah sebuah nuansa di negeri kita yang kental sekali dengan semangat yang emosional sehingga gerak gerik kita bukannya menyelesaikan masalah tetapi bisa jadi memperkeruh masalah. Mudah-mudahan Allah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, agar kita semua untuk tetap berpikir jernih berhati lapang, bertindak cermat, dan supaya tindakan kita benar-benar bagian dari solusi, bukan menjadi bagian dari masalah. Wallahu 'alam
(am)
--------------
Sumber : Waspada.co.id
0 Comments:
Post a Comment
<< Home