Tiga Semangat Meredam Konflik
Oleh KH. Abdullah Gymnastiar
Seperti apakah wajah negeri kita saat ini? Memang Indonesia kini tengah dilanda "bencana" serta "ujian" yang bertubi-tubi. Bencana alam maupun bencana sosial tak bisa dihindari. Faktanya memang demikian. Dan fenomena alam maupun sosial memperlihatkan semua itu.
Fenomena sosial memperlihatkan bentrokan antar massa, yang terkadang tersulut karena ketidakpuasan akan kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan. Terkadang, fenomena ini terjadi karena "dikompori" oleh provokator. Walhasil, wajah sosial negeri kita memperlihatkan wajah permusuhan antar sesama. Konflik pun muncul dimana-mana.
Terlepas dari itu semua, bisa saja konflik tersebut terjadi karena hasil krisis ekonomi maupun politik. Tapi kalau kita perhatikan lebih jauh, yang justru dominan adalah 'krisis akhlak'.
Untuk meredam itu semua, ada tiga semangat yang hendaknya kita kedepankan. Yakni, (1) semangat persaudaraan, (2) semangat solusi, dan (3) semangat sukses bersama.
Dahulu semangat persaudaraan ini sering digembar-gemborkan. Kini, sudah menipis kembali. Terlihat dari kenyataan banyak dari saudara-saudara kita saling curiga satu sama lain. Hati menjadi was-was dan sulit memberikan kepercayaan kepada orang lain. Akhirnya, mudah di adu domba. Karena itu, untuk meredam konflik, tumbuhkan kembali semangat persaudaraan ini. Lihat orang lain sebagai saudara kita juga meski terkadang mereka menyakiti kita.
Semangat yang kedua, yaitu semangat solusi. Saat ini, sudah banyak orang yang membicarakan permasalahan bangsa. Tetapi yang benar-benar mau bergerak, memberikan solusi riil, mana? Sebab, yang dibutuhkan bangsa saat ini adalah segera keluar dari permasalahan, bukan dari membahas terus menerus masalah yang sangat mungkin memunculkan masalah baru lagi. Tidak adanya semangat yang menggerakkan kita untuk keluar dari masalah ini jelas akan makin memperburuk keadaan kita. Mulai dari hal-hal sederhana, dari hal yang kecil-kecil atau terlihat sepele di mata kita.
Dari solusi-solusi ini, diharapkan muncul pemahaman bahwa kesuksesan yang diraih adalah 'kesuksesan bersama'. Semangat 'sukses bersama' ini jelas jangan dirasakan sendiri tapi harus dibagi. Karena, keberhasilan akan lebih bermanfaat jika orang lain mendapat manfaat dari keberhasilan yang kita raih. Jadi, jangan merasa bahwa sebuah keberhasilan adalah atas jasa kita sendiri. Perumpamaannya, jadilah seperti beton yang tidak pernah menonjolkan diri dalam satu bangunan. Atau seperti jantung, yang berdetak setiap waktu sepanjang siang maupun malam. Tak pernah merasa berjasa atas kehidupan seseorang.
Begitulah tiga semangat yang harus kita tonjolkan saat kita hendak meredam konflik. Wallahu a'lam bishshawaab.
(am)
---------------
Sumber : Waspada.co.id
0 Comments:
Post a Comment
<< Home