Monday, January 17, 2005

Bersikap Adil Pada Sesama Makhluk

Oleh KH. Abdullah Gymnastiar

Semoga Allah melindungi kita dari perbuatan tidak adil, karena tidak adil berarti dzalim, dan andaikata kita ingin tahu apa yang menyebabkan bangsa kita terpuruk salah satu diantaranya adalah merebaknya ketidakadilan, karena ketidakadilan adalah melanggar hak orang lain bahkan merampas hak orang lain, andaikata hak dirampas akan timbul luka di hati, luka di hati menimbulkan benci, benci menimbulkan keinginan untuk membalas dan saling membenci, saling membalas tidak akan berwujud kepada kemuliaan, kecuali berwujud kedalam kehancuran.

Ketidakadilan adalah kedzaliman, dan kedzaliman akan meruntuhkan martabat manusia. Tidak akan pernah ada orang mulia karena berbuat dzalim, yang adalah hina, nista, bahkan lebih rendah dari perilaku manusia. Andaikata kita merindukan bangsa ini bangkit, maka satu patah kata yang harus sering kita dengungkan kepada diri sendiri. Apakah saya termasuk orang yang adil? Ataukah justru termasuk orang yang dzalim? Siapapun yang tidak pernah sungguh-sungguh meneliti keadilan dirinya, dia akan berbuat dzalim. Kita biarkan tubuh kita berbuat maksiat akibatnya hati kita keras membatu, tidak mengenal Allah, dan tidak mengenal kemuliaan, berarti kita telah mendzalimi diri kita sendiri.

Tidak pernah kita menjadi hina, nista, kecuali akibat perbuatan kita sendiri. Nabi Adam pernah berdo'a " Rabbanaa zhalamnaa anfusanaa wa il lam taghfir lanaa wa tarhamnaa la nakuunanna minal khaasiriin ( Q.S Al Araf ; 23) "yang artinya : Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi." Akhirnya jangan menyalahkan siapapun kalau diri kita terpuruk, itu semua karena kita dzalim kepada nikmat yang ada pada kita.

Kita juga dzalim kepada orang tua karena kita lebih banyak memikirkan kejelekan dan kekurangan orang tua, mata tidak menatap dengan kasih sayang, kata-lata bengis, tidak tahu balas budi, ingatlah bila kita dzalim kepada orang tua masuk kedalam kelompok anak durhaka, anak durhaka adalah orang yang disegerakan hukumannya di dunia ini.

Kenapa kita banyak musibah? Tidak akan tertukar dan siapa tahu kita termasuk orang yang dzalim kepada orang tua. Dzalim kepada orang tua bencana akan selalu akrab menimpa. Boleh jadi kita sengsara karena kita dzalim kepada guru-guru kita, dengan enak saja kita menghujat ulama, mencaci seorang ustadz hanya karena berbeda pendapat, padahal bisa jadi orang yang kita hina adalah orang yang berkedudukan di sisi Allah SWT.

Kemarin saya mendapatkan surat dari seorang ibu yang mempunyai dua orang anak, beliau menjadi direktur dalam sebuah perusahaan, karirnya melesat, suami sibuk, sang anak yang satu meninggal dunia karena overdosis narkoba, kenapa? karena kedua anak ini begitu menyayangi pembantunya, sehingga ketika pembantunya meninggal dia merasa kehilangan, karena setiap hari lebih dekat dengan pembantunya dibanding dengan orang tuanya, anak itu lalu menulis berlembar-lembar surat yang menyesali kepergian pembantunya sehingga karena kecewa, ia melampiaskannya dengan menggunakan narkoba sampai meninggal dunia, anak yang satu lagi mengalami depresi. Lalu apalah artinya sibuk pontang panting tetapi anak tidak terurus, hanya karena ketidakadilan membagi waktu dalam keluarga. Apalah artinya kantor bila keluarga hancur?

Bagi yang akan berumahtangga tidak cukup bila hanya mengandalkan keinginan menikah, tetapi kita harus siap untuk berbuat adil kepada keluarga agar keturunan kita lebih baik dari kita.Karena bila kita sibuk pontang panting dengan kesibukan kantor, tetapi tidak membangun keluarga dengan mulia, maka kita telah bersikap dzalim, akan lahir anak yang kurang iman , kurang moral, dia besar merusak masyarakat, dosanya akan ditanggung oleh orang tua yang tidak bisa bertanggung jawab terhadap akhlaq anak-anaknya. Walahu a'lam ***
(am)
-------------
Sumber : Waspada.co.id

0 Comments:

Post a Comment

<< Home