Meneladani Akhlak Rasulullah SAW
Oleh KH. Abdullah Gymnastiar
Semua orang dapat menemukan pada diri Nabi Muhammad saw suatu keteladanan yang dapat mengantarkan mereka untuk memperoleh rahmat Ilahi serta kebahagiaan ukhrawi. Siapapun dia, baik seorang ayah, suami, anak, negarawan, pemimpin masyarakat atau militer, semuanya dapat menimba keteladanan dari sumber yang tiada pernah kering itu.
Dalam al-Quran sejumlah ayat telah menjelaskan kepada kita betapa mulianya akhlak beliau. Bahkan diyakini Rasulullah adalah "representasi hidup" dari al-Quran, sehingga dengan demikian, bisa dikata seluruh perkataan dan perbuatannya tidak terbatasi oleh ruang dan waktu. Sebagaimana dalam perkataannya (hadits dan sunnah) yang mengandung pesan berkelanjutan dan tiada terikat oleh ruang dan waktu maka dalam tindakan dan perbuatannya pun demikian.
Apabila kita dengan sungguh-sungguh mengenal dan berusaha keras mengamalkan segala sesuatu yang ada pada diri Rasulullah, insya Allah, kita akan mendapat keuntungan yang dapat segera dirasakan manfaatnya.
Meniru kebaikan bukanlah hal yang tercela. Bahkan meniru sikap Rasul saw merupakan perbuatan ibadah dan berpahala. Tentu saja ini akan membuat hidup kita menjadi jauh lebih mudah dan indah karena segalanya ada contohnya dan jelas suri teladannya.
Standar perilaku Nabi Muhammad saw yang begitu tinggi dan mulia, secara tak langsung, baik sadar ataupun tidak, akan mengangkat martabat dan kehormatan, serta kemuliaan siapa pun yang menirunya. Bukankah Allah SWT telah berfirman dalam Quran surat al-Qalam 4, "Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung."
Rasulullah sangat menjaga mutu apa pun yang beliau lakukan. Beliau selalu melakukan yang terbaik dengan konsep yang jelas dan perencanaan yang matang. Sikap beliau profesional, dengan etos kerja yang prima. Hasilnya pun terbukti dan teruji kekukuhannya hingga saat ini.
Bisa dibayangkan sendiri andaikata kita hidup sesuai dengan cara hidup beliau. insya Allah, kemampuan berkarya dan berprestasi kita akan melejit. Potensi akan berkembang maksimal. Aneka masalah akan terkemas menjadi sesuatu yang bernilai tambah bagi kemajuan positif kita. Disadari atau tidak, kita pun akan terkejut sendiri melihat kemampuan yang berlipat ganda dari upaya mempersembahkan yang terbaik dari kehidupan ini. Lanjut ke hal 2 kol. 5
Salah satu kekhasan beliau yang mampu kita tiru ialah wajahnya yang selalu cerah ceria, jernih lagi menyenangkan untuk dilihat siapa pun. Pandangannya terpelihara dari hal yang maksiat, dari yang bukan muhrimnya. Senyumnya yang tulus yang selalu terpancar di wajahnya bisa membuat siapa pun merasa tenteram serta menularkan sebuah semangat hidup.
Ucapan salam serta tegur sapanya selalu mendahului orang lain yang menyalaminya. Beliau memang berusaha menjadi orang yang paling awal berbuat kebaikan. Dalam hal ini, beliau bersabda, "Jangan sekali-kali kamu remehkan kebaikan meskipun berupa keceriaan wajah ketika bertemu dengan saudaramu" (HR Muslim).
Dalam berbicara, beliau sangat fasih, jelas, tidak bertele-tele. Beliau selalu memelihara diri dari perkataan sia-sia. Pembicaraannya selalu tepat situasi dan kondisi, sarat dengan makna dan hikmah, teruntai dengan begitu indah dan mengesankan. Siti Aisyah ra mengkabarkan kepada kita, "Rasulullah saw tidak berbicara cepat sebagaimana kalian. Tetapi beliau berbicara dengan kata-kata yang jelas dan tegas. Orang yang duduk bersamanya akan dapat menghafal (kata-katanya)."
Setiap orang yang mendengarkan ucapan beliau akan merasakan kandungan manfaat yang mendalam dari setiap ucapannya karena setiap ucapannya selalu sesuai dengan tindakannya. Beliau menyuruh hal yang telah beliau lakukan; dan melarang hal yang telah beliau jauhi. Untuk itulah, beliau bersabda, "Berkatalah benar atau diam" (HR Muslim).
Siti Aisyah, istri beliau, berkata mengenai kesahajaan suami tercintanya ini, "Rasulullah biasa menambal terompahnya, menjahit bajunya, melaksanakan pekerjaan dengan tangannya sendiri. Beliau sama dengan yang lain, mencuci pakaiannya sendiri, memerah air susu dombanya, dan membereskan urusannya sendiri."
Beliau merupakan sosok yang paling tegar, pantang mundur, dan tak bergeming tatkala situasi sengit mengancam. Ali bin Abi Thalib ra sampai berkata, "Jika kami dikepung ketakutan dan bahaya, kami berlindung kepada Rasulullah saw. Tak seorang pun yang lebih dekat jaraknya dengan musuh selain beliau."
Sifat pemurah dan kedermawanan beliau bagai angin segar berembus. Beliau memberi kepada siapa pun yang meminta. Ibn Abbas sampai berkata, "Nabi saw adalah orang yang paling murah hati. Kemurahan hati beliau yang paling menonjol adalah pada bulan Ramadhan saat dihampiri Jibril. Jibril menghampiri beliau setiap malam untuk mengajarkan al-Quran kepadanya. Beliau benar-benar murah hati untuk hal-hal yang baik seumpama angin yang berembus." Sahabat lain, Jabir ra berkata, "Tidak pernah beliau diminta sesuatu lalu menjawab, 'Tidak!' ".
Nah saudaraku, tulisan ini jelas terlalu sederhana untuk dapat menggambarkan keagungan panutan kita seutuhnya. Semua keutamaan Rasulullah saw yang diceritakan di atas hanya sepercik kecil keutamaan dan keagungan beliau. Sifat-sifat sempurna tersebut lahir dari kedalaman hati yang bening-ikhlas, dan penuh kasih sayang kepada sesame hamba-hamba Allah. Namun, melalui tulisan ini hendaknya kita menjadi terpacu kembali untuk bersemangat mempelajari kembali pribadi agung Nabi junjungan kita, Muhammad saw. Kita dapat memenuhinya dengan membaca lagi berbagai referensi, mendengar lebih banyak, serta bergaul dengan orang-orang yang mencintai beliau dan mengamalkan sunnah-sunnahnya.
Mudah-mudahan, kita, dengan disertai kesungguhan doa, tergolong sebagai orang, yang mencintai Rasulullah saw, sehingga akhirnya di akhirat kelak layak mendapat syafaat darinya. Wallahu a'lam.***
(am)
-------------
sumber : Waspada.co.id
0 Comments:
Post a Comment
<< Home