Monday, January 17, 2005

Bertawakal Dengan Keagungan Nama-Nya

Oleh KH. Abdullah Gymnastiar

Semoga Allah, membentengi dengan benteng yang kokoh siapa pun yang mengamalkan sikap tawakkal yang berkaitan dengan nama-nama-Nya yang agung, adalah ikhtiar yang sangat dianjurkan agar kita mengetahui ilmu-Nya, sehingga terhindar dari salah niat dan salah cara. Seraya memohon pertolongan Allah Azza wa Jalla, kita coba memahami sebagian kecil dari uraian Dr. Yusuf Al-Qadhawy, seorang cendikiawan besar Mesir, tentang tawakkal, terutama berkaitan dengan al-asmaaul husna. Uraian ini kita kutip dari bukunya yang berjudul Aththariq illalah: At-Tawakkul, barangsiapa yang mengetahui Allah sebagai Rabb yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, Maha Perkasa, Maha Bijaksana, Maha Mendengar, Maha Mengetahui, Maha Hidup, Maha Berdiri Sendiri, Maha Kaya, Maha Terpuji, Maha Melihat, Maha Berkuasa, Maha Pemberi Rezki, Maha Kuat, tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi dari pengetahuan-Nya, tidak ada sesuatu pun yang membuat-Nya lemah, bisa berbuat apa pun yang Dia inginkan dan dikehendaki di masa lalu ataupun yang akan datang, maka dia merasa terdorong untuk bersandar dan bertawakkal kepada-Nya.

Dr. Yusuf Al-Qadhawy meyakini siapa pun yang lebih mengetahui Allah dan sifat-sifat-Nya, niscaya tawakalnya lebih benar dan kuat. Karenanya, tawakal menjadi ciri khusus seorang muslim, yang menjadi lain daripada yang lain karena adanya penetapan sifat-sifat kesempurnaan bagi Allah, baik berupa ilmu, hikmah, kehendak, kekuasaan, kaya, rahmat, hidup dan dan sifat-sifat sempurna lainnya. Sesungguhnyalah segenap kekuasaan itu ada ditangan Allah Azza wa Jalla dan berada dalam kewenangan-Nya. Dia bisa menghamparkan dan menggenggam, memberi dan menahan, merendahkan dan meninggikan, menghidupkan dan mematikan, serta memuliakan dan menghinakan. Tidak ada yang bisa menolak takdir-Nya dan mustahil pula ada yang merintangi kebijaksanaan-Nya. Selagi pengetahuan seseorang tentang Rabb-Nya semakin kuat, nama dan sifat-sifat-Nya dia pahami, penyandarannya kepada Allah pun akan semakin kuat pula. Dia akan merasakan bahwa Allah-lah sebaik-baiknya penolong dan pelindung bagi dirinya.

Atas uraian di atas, Dr. Yusuf Al-Qadhawy mendapati Al-Quran mengaitakan tawakal dengan sejumlah al-asmaaul husna, karena memang di dalamnya terkandung bukti keterangan dan pengaruh yang kuat. Yang paling banyak disebutkan adalah nama yang memadukan beberapa sifat kesempurnaan, seperti firman-Nya, "Maka bertawakkallah kepada Allah, Dan kepada Allah hendaknya kalian semua bertawakkal," atau "Kepada Allah lah kami bertawakkal." Ada yang dikaitkan dengan nama Ar Rahman yang disebutkan sendirian, sebagaimana firman-Nya, "Katakanlah, Dialah Allah yang Maha Penyayang. Kami beriman kepada-Nya dan kepada-Nyalah kami bertawakkal."

(Q.S. Al-Mulk (67):29). Ada yang dikaitkan dengan nama Ar Rahim, yang disebutkan sesudah nama yang lain, seperti firmann-Nya "Dan bertawakkallah kepada yang Maha Perkasa lagi Maha Pengasih." (Q.S. Syu'ara (26); 217). Ar Rahman, Ar Rahim bermakna Rahmat-Nya yang luas mustahil habis bagi siapa pun yang bersandar kepada-Nya. Wallahu'alam
(am)
---------------
Sumber : Waspada.co.id

0 Comments:

Post a Comment

<< Home