Monday, January 17, 2005

Ujian Dan Inayah Allah

Oleh KH. Abdullah Gymnastiar

Saudaraku, dalam Al-Qur'an Allah berfirman, "Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarakan saja mengatakan , kami telah beriman, sedangkan mereka tidak diuji lagi? " (Q.S. Al-Ankabuut (29):2), maka sesungguhnya ini peringatan yang sangat nyata yerhadap orang-orang beriman agar tidak terlena karena merasa telah beriman. Jadi janganlah sekali-kali kita memimpikan hidup enak tanpa ujian daripada-Nya. Sekarang kita masih bisa tersenyum, besok malah dirundung duka. Saat ini kita diberi kesanggupan duduk dengan nikmatnya, esok pagi sudah tidak mampu lagi karena diberi bisul, misalnya tidak usah merasa aneh dengan perubahan kejadian yang datangnya tiba-tiba. Mengapa hal seperti itu bisa terjadi menimpa kita? Tidak perlu kita protes karena kalaupun kita telah bersungguh-sungguh memelihara diri, tetapi tetap saja terkena penyakit, mungkin ini merupakan bagian dari nikmat yang di karuniakan Allah kepada kita. Dengan adanya rasa sakit, ketika sembuh, maka akan bertambah rasa syukur kita, karena suatu penyakit kita bisa bersilaturrahmi ke dokter serta bisa menambah ilmu. Bisul itu dikarenakan kita kurang sempurna dalam menjaga kebersihan. Karenanya, sekali kita sakit bisul, anak-anak lebih terpelihara.

Mereka dimandikan dengan lebih bersih. Rumah pun selalu terjaga dari segala yang kotor. Sakit ternyata telah membawa dampak positif yang lebih besar. Bagi orang yang sadar ada hikmah di balik segala kejadian dan yakin bahwa Allah akan menolong, tidak ada satu pun kejadian, kecuali akan dinikmati dengan baik. Oleh karena itu, siapa saja diantara kita yang sedang dirundung suatu persoalan, satu hal yang paling tidak boleh kita lakukan adalah buruk sangka kepada Allah Azza wa Jalla. Buruk sangka tidak akan mengubah apapun, kecuali mengubah diri kita semakin buruk posisinya dihadapan Allah. Hadapilah segala bentuk ujian itu dengan sabar. "Inilah bagian dari hidup yang harus saya jalani. Ya Allah, saya ridha menima apa yang saat ini terjadi. Tetapi kuatkan saya agar bisa berikhtiar mengubah semua ini menjadi lebih baik." Jadi, kuncinya adalah ikhtiar! Akan tetapi, sepajang kita ikhtiar, janganlah sekali-kali diiringi keluh kesah. Karena keluh kesah hanya akan menambah penderitaan. Lebih baik kita berpikir bahawa kita beruntung masih bisa bertahan sampai saat ini. Kita masih beruntung, kareana masih mampu berbuat. Tidak akan pernah gagal perbuatan kita kalau niat dan caranya benar karena semuanya sudah lengkap catatan maupun pahalanya. Hanya, mungkin Allah menghendaki pahala untuk kita lebih ditambah lagi.

Bersikap tangguhlah menghadapi semua ini. Hadapilah semuanya dengan penuh keyakinan bahwa Allah akan menolong kita. Tidak mungkin Allah akan menyia-nyiakan kita. Kerahkan segala potensi yang ada pada diri kita untuk mengejar pertolongan-Nya. Kita shalat, harusnya shalat ini harus dipakai untuk mengejar pertolongan-Nya. Karena itu tingkatkan mutu dan kekhusyukannya. Mendekat dan mengejar pertolongan Allah itu tidak rumit karena dia selalu menyiapkan segalanya mudah. Hanya karena kemauan kita yang lemah saja kita terhalang dari pertolongannya. Allah sangat Tahu keadaan kita, karena Dia Maha Tahui segala-galanya. Pendekatan kita kepada Allah tidak harus sama karena baik kapasitas ilmu, tingkat intelektual, pemahaman tentang agama, tingkat pendidikan maupun lingkungan yang membentuk diri kita jelas berbeda. Terhadap semua kondisi ini Allah sangat mengerti, sehingga tidak usah pesimis hanya terbatasnya ilmu dan kemampuan kita dalam mengejar pertolongan-Nya.
(am)
-------------
Sumber : Waspada.co.id

0 Comments:

Post a Comment

<< Home