Rasulullah Sebagai Suri Tauladan
Oleh KH. Abdullah Gymnastiar
SEMOGA Allah Yang Maha Agung mengaruniakan kepada kita kemampuan untuk meniru, menyuri tauladani figur yang benar-benar dipilih dan dicintai oleh Allah. Sebab alangkah beruntungnya, jikalau orang yang kita tiru itu adalah puncak kesuksesan dari segala sisi.
Jadi, ketika kita tengah berusaha untuk menirunya pun sudah menjadi sebuah kebaikan. Dengan kata lain, sekarang ini untuk mencari tokoh panutan sebenarnya tidak sulit bagi kita. Laqod kaana lakum fii Rasulillahi uswatun hasanah; Sudah menjadi contoh kebaikan yang utuh.
Dalam Al Qur'an sejumlah ayat telah menjelaskan kepada kita betapa mulianya akhlak beliau. Bahkan diyakini bahwa Rasulullah adalah refresentasi hidup dari Al Qur'an, sehingga dengan demikian keseluruhan perkataan dan perbuatannya tak terbatasi oleh ruang dan waktu. Sebagaimana dalam perkataannya yang mengandung pesan berkelanjutan dan tidak terikat oleh ruang dan waktu maka dalam tindakan dan perbuatannya pun demikian.
Dalam Al Qur'an surat Al Ahzab ayat 21, Allah SWT berfirman: "Sesungguhnya terdapat dalam diri Rasulullah Saw suri teladan yang baik bagi kamu (yaitu) bagi siapa yang mengharap (rahmat) Allah dan (kebahagiaan) hari akhir dan banyak menyebut Allah."
Ayat di atas ditujukan kepada seluruh manusia. Ini berarti semua orang dapat menemukan pada diri Nabi Muhammad Saw suatu keteladanan yang dapat mengantar mereka untuk memperoleh rahmat Ilahi serta kebahagiaan ukhrawi. Siapa pun dia, baik seorang ayah, suami, anak, negarawan, pemimpin masyarakat atau militer, semuanya dapat menimba keteladanan dari sumber yang tidak pernah kering itu.
Kemurahan dan kerendahan hati Nabi Saw sangat menonjol. Keramahan dan kasih sayang beliau mencakup semua orang. Rasulullah Saw sangat menyayangi anak-anak. Saat bertemu anak-anak saja, beliau mengucapkan salam kepada mereka sambil menyapa bahkan menggendongnya. Ketika seorang anak pipis di pangkuan beliau, pengasuhnya merebut sang anak dengan kasar. Maka beliau menegurnya: "Biarkan dia pipis. Ini (sambil menunjuk pakaian beliau yang basah) dapat dibersihkan dengan air. Tetapi apa yang dapat menjernihkan kekeruhan hati anak ini akibat renggutan yang keras?"
Rasulullah Saw juga dianugerahi kesempurnaan lahirah. Sering kita dengar dari riwayat-riwayat para sahabat yang melaporkan tentang sifat-sifat beliau. Hindun bin Abi Halah misalnya mendeskripsikan sifat-sifat lahiriah Nabi seperti berikut: "Nabi Muhammad Saw adalah seorang manusia yang sangat anggun, yang wajahnya bercahaya bagaikan bulan purnama di saat sempurnanya. Badannya tinggi sedang. Postur tubuhnya tegap. Rambutnya ikal dan panjang yang tidak melebihi daun telinganya. Warna kulitnya terang. Dahinya luas. Alisnya memanjang halus, bersambung dan indah. Sepotong urat halus membelah kedua alisnya yang akan tampak timbul di saat marahnya. Hidungnya mancung sedikit membengkok, yang di bagian atasnya berkilau cahaya. Janggutnya lebat. Pipinya halus. Matanya hitam. Mulutnya sedang. Giginya putih tersusun rapi. Dadanya bidang dan berbulu ringan. Lehernya putih, bersih dan kemerah-merahan. Perutnya rata dengan dadanya. Bila berjalan, jalannya cepat laksana orang yang turun dari atas. Bila menoleh, seluruh tubuhnya menoleh. Pandangannya lebih banyak ke arah bumi ketimbang langit yang kebanyakannya merenung. Beliau mengiringi sahabat-sahabatnya di saat berjalan, dan beliau jugalah yang memulai salam."
Dalam kehidupannya, Rasulullah Saw juga senantiasa melakukan terlebih dahulu apa yang ia perintahkan kepada orang lain. Oleh karena itu, dakwah beliau mempunyai kekuatan ruhiyah yang kuat karena beliau sudah lebih dulu mengamalkan apa yang beliau dakwahkan. Al Qur'an menyatakan, Kabburo maqtan indAllahu anta qullu maala taf'alun. "Amat besar kemurkaan di sisi Allah bagi yang berbicara, tapi tidak diperbuatnya."
Makanya jika kita ingin meniru orang yang kita anggap sukses, kita ingin meniru orang yang kita anggap berhasil, contohlah Rasulullah. Jangan sampai kita keliru dalam menetapkan standar kesuksesan, sebab standar keberhasilan itu ternyata tidak selalu identik dengan kemuliaan. Wallahu a'lam***
(am)
----------------
Sumber : Waspada.co.id
0 Comments:
Post a Comment
<< Home