Wednesday, August 31, 2005

Zikir dan Kebersihan Hati

Tak ada satu manusia pun yang dapat memastikan perjalanan hidupnya di dunia, apakah akan berakhir su'ul khatimah atau khusnul khatimah. Padahal puncak kemenangan seorang Muslim di dunia ini adalah tatkala ia berhasil meraih khusnul khatimah di akhir hayatnya.


Tetapi, satu hal yang pasti dalam menjalani kehidupan ini adalah bertaqwa kepada Allah SWT, karena "sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa berada dalam Surga dan kenikmatan." (ath-Thuur: 17).


Taqwa, dengan demikian merupakan kunci bagi setiap Muslim untuk meraih kemenangan. Banyak ayat-ayat dalam Alquran yang menerangkan keutamaan bagi orang yang bertaqwa. Dan orang yang bertaqwa sesungguhnya adalah orang yang paling banyak zikirnya, walau orang yang berzikir belum tentu bertaqwa.


Hati orang yang bertaqwa itu bersih, karena di dalamnya terdapat pelita yang bercahaya. Abu Hurairah ra berkata bahwa Rasulullah SAW pernah ditanya, "Wahai Rasulullah, siapakah sebenarnya sebaik-baik manusia itu?


" Beliau menjawab, "Setiap Mukmin yang bersih hatinya". Lalu Nabi SAW ditanya lagi, "Apa gerangan hati yang bersih itu?" Beliau menjawab, "Yaitu yang bertaqwa lagi bersih, yang tak melekat padanya tipu daya, durhaka, khianat, dendam, serta dengki."


Tetapi, meraih ketaqwaan tak semudah membalikkan telapak tangan, sebab iblis dan bala tentaranya tak sudi melihat hati umat Muhammad SAW bercahaya. Bagi iblis, tidak ada yang lebih mengagumkan daripada kegelapan, kepekatan, dan padamnya cahaya kalbu.


Baginya tak ada yang lebih berat daripada cahaya, kebeningan, dan kebersihan. Ia senantiasa mengintip dan memanfaatkan setiap kelengahan dan kelalaian manusia. Apalagi di samping tempat bersemayamnya kalimat tauhid, hati juga dapat saja menjadi tempat bersemayamnya setan.


Rasulullah SAW pernah bersabda, "Di dalam hati terdapat dua teman seperjalanan (kecenderungan) yaitu, (i) Malaikat, yang memberi janji kebaikan, membenarkan kebenaran.


Barangsiapa yang memperoleh itu, bertahmidlah kepada Allah. Dan (ii) musuh (setan), yang memberi janji keburukan, mendustakan kebenaran dan melarang kebaikan. Maka barangsiapa mendapatkan itu, hendaklah berlindung diri kepada Allah dari syaitan yang terkutuk." (al-Hadis).


Agar tak terjebak ke dalam perangkap setan dalam kehidupan yang serba materialistis ini, maka mengingat Allah terus-menerus merupakan sarana yang paling efektif untuk menjaga kebersihan hati.



Ingat, hati itu ibarat sebuah cermin yang dikelilingi oleh hal-hal potensial yang selalu mempengaruhinya. Jika pengaruhnya baik, akan membuat cermin tersebut semakin jernih, cemerlang, bersinar, dan mengkilap.


Sinar kebenaran akan terpancar darinya, dan hakikat agama (melalui perintah dan larangannya) akan tersingkap. Tetapi ada faktor-faktor lain yang dapat dan sering mempengaruhi kebersihan hati kita, sehingga ia menjadi kotor dan berpenyakit seperti hatinya orang kafir, munafik, dan fasik.


Jika suatu ketika hati ini menjadi kotor, kasar, dan keras, maka lembutkanlah ia dengan zikir kepada Allah. Jika kita lalai membersihkan dan melembutkannya, maka itu sama saja kita telah membuka peluang masuknya setan untuk menguasai hati dan menyerukan keburukan.


Suatu ketika ada seorang yang berkata kepada Hasan al-Bashry, "Wahai Abu Sa'ad, saya mengeluh kepadamu mengenai hatiku yang kasar dan keras." Beliau menjawab: Lelehkanlah ia dengan zikir."


Tak pelak lagi, zikir kepada Allah kemudian menjadi tolok ukur bagi orang-orang Muslim untuk mengukur kadar keimanan mereka. Seorang yang bertaqwa akan mengingat Allah secara total.


Hatinya senantiasa mengingat Allah sehingga semua anggota tubuhnya menjadi tenang, karena ikut mengingat-Nya. Tidak ada satu anggota tubuh pun yang tak berzikir secara maknawi.


Ketika tangannya menjulurkan kepada sesuatu yang dilarang Allah, ia langsung menahan tangannya karena mengingat Allah, tatkala kakinya melangkah ke suatu tempat yang tak diridhai Allah, ia langsung menahan kakinya karena mengingat Allah.


Matanya akan menghindar dengan sendirinya ketika memandang sesuatu yang diharamkan Allah. Pendek kata, seluruh anggota tubuhnya akan bereaksi karena terpelihara dan berada di bawah pengawasan Allah. Semuanya merasa malu karena di bawah pengawasan Allah, Dzat Yang Maha Menatap, Maha Melihat, dan Maha Mendengar!


Orang yang berzikir dengan sungguh-sungguh tentu tidak akan melakukan hal yang sia-sia, dan tak bermanfaat. Ia tak akan terjebak ke dalam perbuatan yang makruh, sebab hal-hal yang makruh akan membuat hati mereka kembali menjadi keras.



Merokok, melakukan percakapan yang sia-sia, menonton acara televisi yang sarat dengan ghibah, tentu tak masuk dalam kamus keseharian orang yang berzikir. Sebab bukankah Rasulullah SAW tak pernah melakukan hal-hal yang tak bermanfaat dan sia-sia dalam hidupnya.


Saudaraku, hidupkanlah hati ini dengan zikir. Bersihkan hati dari kotoran-kotoran dengan zikir. Jadikan hati kita sehat dan sempurna, hati yang senantiasa mendapatkan curahan rahmat Ilahi, yang tidak ada tempat kecuali bagi Allah dan para Malaikat-Nya.


Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah pernah berkata, "Zikir bagi hati ibarat air bagi ikan. Bagaimana kondisinya jika seekor ikan terpisah dari air?"




( Muhammad Arifin Ilham)
--------------------------------
Sumber : www.Republika.co.id

1 Comments:

At 1:16 PM, Anonymous Anonymous said...

Lurking malware, and an all-IP world
Security: Malware may be hiding behind those long string names in the Windows Registry .
Just click this link and you will see gr8 website - programy

 

Post a Comment

<< Home