Thursday, March 12, 2009

Jangan Pernah Sekali-kali Menghakimi!

Penulis : Setta SS





Pagi ini, saya membaca sebuah berita terkait razia terhadap pasangan mesum yang tertangkap basah di tiga hotel di Surabaya, di situs berita digital detik.com.



Ada beberapa pasangan mesum yang terkena razia. Tampak dari beberapa foto yang ditampilkan di halaman muka situs tersebut. Salah satunya adalah foto seorang remaja Pekerja Seks Komersil (PSK) yang sedang menangis ketika akan digelandang oleh seorang petugas razia.



Apa hal pertama yang mencuat dalam benak saya sesaat setelah melihat ekspresi sang remaja PSK itu?



Saya teringat ketiga adik perempuan saya di kampung halaman. Mereka sama-sama wanita, seperti remaja PSK itu. Dan, saya membayangkan, jika seandainya remaja PSK itu adalah salah satu dari tiga adik perempuan saya, bagaimana perasaan saya sebagai seorang kakak?




Benar, saat ini, remaja PSK itu sedang berada di jurang kehinaan. Ada di titik nadir kerendahan martabat sebagai seorang wanita sekaligus sebagai manusia yang beradab.



Namun, saya tidak tahu apa alasan sesungguhnya sehingga ia menceburkan diri ke perbuatan nista itu. Saya tidak tahu apa rahasia di balik tindakannya berbuat mesum, bahkan saat bulan suci Ramadhan. Saya tidak bisa menebak dengan pasti, apa penyebab dari tindakan asusila sang wanita muda PSK itu. Saya tidak tahu apa-apa di balik pilihan hidupnya saat ini.



Dan karenanya, saya sama sekali tidak punya hak untuk berburuk sangka dan menambah daftar penilaian negatif pada diri remaja PSK itu. Sama sekali tidak berhak!



Kita diciptakan bukan untuk menghakimi orang lain, tetapi untuk saling menasehati satu sama lain.




Karena kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi lima atau sepuluh tahun yang akan datang pada diri seseorang. Bahkan, apa yang akan menimpa diri kita sendiri di kemudian hari.



Suatu sore, saat di masjid dekat rumahnya sedang ada kajian, seorang ustadz Jefri Al-Bukhari yang masih jahiliah, dulu, justru sedang teler bersama kawan-kawannya.




Atau saya pernah baca di buku Aa Gym Apa Adanya. Saat-saat masa kuliah, ada satu foto Aa Gym di buku itu sedang berlagak seperti seorang rocker; sepatu ket putih, celana jin ketat, jaket gaul, dan topi koboi. Sedang genjrang-genjreng dengan gitarnya menyanyikan sebuah lagu dalam festival musik di kampusnya. Sekilas tampak sekali tipikal mahasiswa urakan.



Tetapi, dalam rentang waktu sekian tahun kemudian, saat ini, sebagian kita tentu mengenal cukup baik pribadi macam apa kedua sosok di atas.



Oleh karena itu, kita tidak berhak menghakimi seseorang betapa pun hancur kehidupannya saat ini. Jangan pernah sekali-kali!


--- ### ---



Sumber : KotasantriOnline

0 Comments:

Post a Comment

<< Home